Suka Dukanya Solo Traveling Ke Bali

BALI menyimpan kenangan yang sulit untuk dilupakan. Serpihan cerita kecil yang sesekali muncul diingatan kerap membuat saya senyum sendiri. Misalnya pengalaman solo traveling ke Bali beberapa tahun silam. Solo traveling memang menawarkan kebebasan namun juga penuh tantangan. 
Saya lebih banyak mengandalkan ojek online saat solo traveling. Mulai perjalanan dari kos ke bandara hingga dari bandara menuju ke hotel. Bayangkan, saat orang lain keluar bandara dijemput taksi dan mobil pribadi, saya malah berjalan kaki untuk mencari lokasi relatif sepi agar tidak terciduk aturan larangan ojek online. Perasaan was-was pun semakin bertambah mana kala takut terkena penipuan atau hipnotis. 
Pun juga saat di hotel Bali. Saya berada di sebuah kamar yang harusnya muat dua orang. Jika melihat bookingan hotel, maka saya hanya bisa ikut sarapan hotel selebihnya harus menambah biaya makanan jika ingin makan di hotel. Alhasil, saya pun memanfaatkan jasa ojek online lagi untuk memesan makanan karena asumsi harga makanan di hotel relatif mahal. Dan bisa dibayangkan bagaimana ndeso-nya saya memesan makanan di luar untuk dibawa masuk ke hotel.
Senja Pantai Sanur persis di depan hotel
Hari pertama di Bali saya habiskan untuk me time dengan menikmati suasana hotel berbintang 4. Jelas beda ya aura tidur hotel dibanding di kos yang panas dan sempit. Jangan sampai keblabasan karena niatnya liburan bukan numpang tidur di hotel. Sehingga di hari kedua saya harus keluar dari hotel untuk mulai eksplore wisata di Bali, syukur-syukur bisa dateng ke tempat yang anti mainstream di Bali. 
Pertanyaannya, mau naik apa? Lagi-lagi solo traveling ini membuat saya menjadi pelangganan ojek online teraktif di Bali. Mungkin. Satpam depan hotel sudah hafal jika ada ojek online, maka sayalah yang memesan itu. 
Urusan destinasi, pergi ke pantai rasanya sudah biasa banget kalau di Bali, apalagi di depan hotel langsung menghadap ke Pantai Sanur. Saya pun mencoba mencari tempat wisata yang relatif dekat dengan hotel agar masih bisa dijangkau ojek online. Akhirnya, pilihanku jatuh pada Garuda Wisnu Kencana (GWK). 
Ngapain aja di GWK? Sebenarnya kalau punya stamina yang kuat bisa banget mengeksplore tempat yang masih relatif sepi karena jauh dari keramaian ini. Ada pertunjukan tari di Amphiteater GWK Bali, atau menyaksikan pertunjukan film melalui Garuda Cinema. Puas menyaksikan hiburan, saya pun berburu spot foto instagramable. 
Pertujuan tari di Amphiteater GWK
Capek foto selfie membuat saya harus segera beranjak ke tempat wisata lain yaitu ke Uluwatu Temple. Perjalanan dari GWK ke Uluwatu Temple memakan waktu sekitar hampir 30 menit. Tempatnya memang berada di ujung barat daya Bali. 
Saat masuk kawasan Uluwatu Temple ini diwajibkan untuk menaati aturan yang ada karena bagi umat Hindu ini adalah kawasan yang suci. Selain tidak boleh berisik, juga harus mengenakan sarung dan selendang. Jangan ke sini siang hari bolong jika tak ingin kepanasan. Tapi panas terasa dingin jika melihat birunya langit dan suara deburan ombak yang beraturan. Sebenarnya kawasan ini juga relatif dingin karena mirip hutan karena banyak pohon dan tumbuhan menjalar.
Uluwatu Temple ini keren sih!
Minusnya solo traveling itu nggak ada yang fotoin. Kadang merasa sungkan minta tolong ke orang lain apalagi yang belum dikenal. Beruntung sih sempat bertemu dengan bocah seusiaku di sana yang enak diajak ngobrol. Saya pun bergantian untuk bertukar peran sebagai fotografer meski fotoku tak sebagus saat aku memfotokan mereka. So far, aku sebenarnya enjoy banget solo traveling meskipun awalnya penuh ketakutan dan ketidakpastian.
Tertarik solo traveling ke Bali? Sebenarnya nikmat solo traveling itu terletak pada waktu yang bebas dan lebih menatang. Jadi, nggak bakal ada teman yang ngajak pulang saat kamu belum selesai hunting atau teman yang lama banget selfienya padahal kamu ingin melanjutkan perjalanan. 
Tapi, tetap saja ada kekurangan alias duka solo traveling, selain tidak ada yang memfoto, juga bingung dengan transportasi dan referensi wisata atau kuliner di Bali. Saat SMP dulu saya wisata rombongan ke Bali naik bus. Nggak perlu mikirin tujuan, nggak perlu ribet nyari tempat makan halal, nggak perlu capek lihat google maps untuk tahu jaraknya dari hotel dan lain-lainnya. 
Catatan juga karena tidak selamanya ojek online dapat diandalkan di Bali karena ada beberapa tempat wisata yang sangat ketat melarang ojek online masuk. Bisa jadi saat masuknya bisa naik ojek online tapi pas pulangnya nggak ada ojek online yang jemput. Saya mengalaminya saat di Uluwatu Temple.
Namanya juga solo traveling, semua serba mandiri. Challenging banget! Kalau kamu tipe orang yang suka tantangan, maka solo traveling wajib kamu coba. Gimana, tertarik solo traveling ke bali?
Boleh mulai cek tiket pesan ke Bali siapa tahu nemu tanggal dan budgetnya cocok. Harga tiket pesawat sebenarnya tergantung maskapai yang digunakan, tanggal keberangkatan dan bandara keberangkatan. Kalau kamu beli tiket pesawat Pegipegi bisa dapet banyak promo tiket pesawat. Ada diskon tiket pesawat sampai 130.000 melalui aplikasi Pegipegi. Wah, menarik kan jadi dapet tiket pesawat murah kalau beli di Pegipegi.
Beli tiket pesawat banyak promo dan murah ya di Pegipegi aja!
Saya juga mau memberikan beberapa tips solo traveling yang barangkali bisa berguna:
  • Siapkan budget cukup baik dalam bentuk cash maupun e-money
  • Riset tujuan wisata yang ingin kamu datangi, baru tentukan penginapan.
  • Cari tau akomodasi yang murah. Semakin dekat lokasi penginapan dengan spot spot wisata maka tentu biaya akan lebih murah.
  • Bawa obat-obatan pribadi.
  • Siapkan powerbank untuk jaga-jaga kehabisan baterai sebelum pulang ke penginapan.
  • Siapkan tongkat selfie (nggak penting sih tapi perlu)

Ya itu tadi curhatan tentang suka dukanya solo traveling ke Bali. Nggak ada salahnya sesekali mencoba solo traveling biar makin mandiri dan merasakan pahitnya jomblo. Sendiri juga bukan berarti anti sosial karena dirimu juga butuh me time kok. Enjoy your holiday, guys!
Tulisan lainnya :
error: Mohon maaf, copy paste tidak diperkenankan !!