Pindah Kos – Tepat hari ini, 31 Januari 2018, saya memutuskan untuk berhijrah dari kos yang berada di Gubengjaya menuju Kertajaya. Sebuah keputusan yang amat sulit karena sudah hampir dua tahun berada di kos lama. Beberapa teman kos sudah kuhafal dan saling kenal kini harus berpisah. Ada juga yang hutang tapi belum dibayar. Ya, namannya juga hidup. Tidak mungkin selamanya berada pada kondisi yang sama.
Berpindah kos berarti saya akan bertemu dengan orang-orang baru, lingkungan baru dan suasana baru. Harapannya sih kos baru lebih nyaman dan kondusif. Yang paling penting lebih bersih dari kos sebelumnya. Dan di kos baru ini fasilitasnya boleh dibilang lebih komplitlah dengan harga yang beda 150 ribuan.
Fasilitasnya juga nggak muluk-muluk. Ada tempat tidur, almari, meja belajar, kipas, dapur, kamar mandi luar, wifi, kulkas dan televisi bersama. Tiga benda terakhir itu yang tidak ada di kos sebelumnya. Perbedaan lainnya adalah kos lama menerapkan sistem bayar separo (setengah) jika saat libur semester, tapi untuk kos baru ini sepertinya akan tetap bayar bulanan penuh. Ibu kos memang punya kebijakan masing-masing. By the way, Ibu kosnya lebih ramah dikit daripada yang lama. hahaha.
Hal yang paling bikin malas saat pindah kos adalah memindah barang. Saya harus bolak-balik dianter temen untuk migrasi semua barang. Dari barang yang berdebu hingga barang yang dulunya hilang menjadi ketemu. Semacam nostalgia menemukan benda lama dan kemudian jadi teringat suatu peristiwa yang sudah lalu. Itulah temuan saat akan memindah barang.
Saat pindahan kos, saya jadi teringat filmnya Raditya Dika Manusia setengah salmon. Ya mungkin awalnya kita kurang nyaman mungkin karena masih belum beradaptasi. Butuh proses memang untuk mencapai tingkat kenyamanan apalagi dalam tempat tinggal.
Terakhir, semoga pindahan ini membawa kebaikan dan keberkahan bagi saya. Semakin fokus belajar kuliah dan ngeblog (iya karena ada wifi), hehehe. Kalau kamu pernah nggak pindah rumah atau pindah kos? Boleh diceritain di kolom komentar ya…