Nikmatnya Malam Tahun Baru, Bermesraan dengan Allah Disaat Yang Lain Pesta Kembang Api

Kemanakah kalian disaat malam tahun baru?
Masihkah menyalakan kembang api?
Berkumpul diperempatan jalan sambil meniup terompet?
Ah sudahlah, saya hanya pemuda akhir zaman yang berusaha menuliskan pengalaman spritual sederhana ini.

***

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakkatuh

Bagaimana kabar antum? semoga baik-baik saja.

Saya mendapati informasi akan acara yang sangat menarik sekali menyambut tahun baru dari suatu grup whatsapp. Bukan menyalakan kembang api atau membakar ayam. Hanya berkumpul di masjid bersama orang-orang sholeh. Sederhana bukan?.

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Namun dibalik semua itu, saya merasakan betapa nikmatnya iman. Saya sadar begitu fana dunia ini, gemilau dunia telah banyak membuat terlena. Dengan berkumpul bersama orang sholeh di masjid adalah suatu cara bagiku untuk setidaknya bisa seperti mereka, aku sadar aku pun juga penuh dosa.

Masjid tersebut terletak di daerah Surabaya. Saya mahasiswa baru, belum ada motor dan tidak tahu jalan menuju masjid tersebut, akhirnya memutuskan naik ojek online. Disaat malam tahun baru, rasanya sulit sekali menemukan ojek online yang sudi mengantar ke masjid. Entah itu hanya sebuah dugaan atau beneran, namun nyatanya saya hampir satu jam mencari driver belum ketemu. Setelah satu jam Alhamdulillah mendapatkan driver yang mau mengantar ke masjid tersebut meskipun saya telat sebenarnya. Lebih baik telat dari pada tidak sama sekali.

Pak Ojek tersebut juga sudah bilang “jalan macet mas”. Saya pun maklum, mungkin karena tahun baru. Hal tersebut bukan suatu kendala berarti untuk melangkahkan kaki menuju majelis ilmu.

Sepanjang perjalanan saya hanya bisa terdiam. Menyaksikan para anak-anak, remaja, orang tua ramai-ramai berkumpul di pinggir jalan. Ada yang membunyikan terompet, ada yang menjual terompet atau bahkan mungkin ada yang pacaran? Astaghfirullah…

Sesampai di masjid yang belum pernah aku datangi sebelumnya tersebut, saya ketinggalan satu sesi. Konsekuensi karena memang saya telat sekitar satu setengah jam dari awal acara dimulai.

Masjid sudah penuh para anak-anak, pemuda dan orang tua yang siap bermalam tahun baru di masjid. Subhanallah, ternyata masih banyak yang menghadiri acara seperti ini ketimbang berhura-hura tidak jelas di jalan.

Dokumentasi sebelum beterai hp habis

Karena telat, saya pun mendapatkan shaf belakang. Tidak mengapa, suara pemateri masih terdengar nikmat. Pematerinya adalah beliau Ust. Heru Kusumahadi Lc, MA yang mengupas tema : “Saat Kenikmatan Hanya Termiliki”(Tafsir QS. At-Takatsur).

Dalam kajian tersebut banyak sekali mutiara hikmah yang dapat diteladani. Poin penting yang saya tangkap adalah apapun yang kita miliki sekarang, harta, tahta, keluarga, hanyalah sebuah titipan. Konsekuensinya jika itu titipan, maka harus siap untuk diambil kembali dan dimintai pertanggungjawabankan. Kiranya begitu poin yang saya tangkap dalam penjelasan beliau yang panjang dan berbobot.

Kajian tersebut selesai sekitar jam 11 malam, dilanjutkan nonton film islami sembari beristirahat sejenak makan, minum, ke kamar mandi atau mengambil air wudhu.

Menjelang pergantian tahun, dari luar masjid sudah terdengar keras suara kembang api dan terompet. Kami yang dari masjid hanya terdiam menunggu qiyamul lail. Dengan khusu’, kami merapatkan barisan untuk menunggu dimulainya sholat qiyamul lail tepat pukul 00:00.

Doorr..dorr…

Tet…tettt….

Nggrengg..ngreeengg…

Kiranya suara itu yang terdengar sampai ke dalam masjid.

Namun suara itu tidak terasa terdengar lagi saat imam, sudah bertakbir.

Allahu Akbar…

Qiyamul lail dimulai ketika diluar berpesta-pesta menyalakan kembang apinya, ketika mereka dengan gembira meniup terompet.

Kami yang hanya di dalam masjid pun merasakan kenikmatan yang sama.

Lantunan suara imam yang begitu merdu, sesekali menimbulkan isak tangis para jamaah. Imam pun terkadang berhenti sejenak menenangkan diri karena tidak kuasa menahan laju air mata. Begitu nikmati sekali bermesraan dengan Tuhan di malam tahun baru.

Kaki saya pun bergetar. Rasanya ini sebuah pengalaman spritual paling berharga, bersejarah yang kudapat di kota orang. 30 menit adalah waktu yang singkat untuk berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Sholat qiyamul lail pun ditutup dengan witir.

Kemudian dilanjutkan dengan bermalam di masjid. Tanpa bantal atau pun guling, semua begitu nyenyak tidur. Anak kecil, remaja, dan orang tua bercampur jadi satu tidur agar nanti bangun jam 3 untuk sholat shubuh berjamaah. Sesekali pun masih terdengar kembang api dan terompet dari luar.

Saya tidak sempat mengabadikan pengalaman luar biasa ini sebab baterai handphone saya habis, dan charge pun terbatas.

Melihat semua orang tidur penuh di masjid dengan nyenyak rasanya adalah sebuah mimpi. Saya pun membayangkan ini suasana kuburan, dan bagaimana hari di bangkitkan kelak akan terjadi. Pasti terjadi.

Sekitar pukul tiga para jamaah mulai bangun. Para ayah mulai membangun anaknya yang masih terlelap pulas, para takmir dan panitia juga membangunkan jamaah yang masih tertidur.

Jamaah yang sudah bangun, segera mengambil air wudhu. Kemudian ada yang sholat sunnah dan membaca Alquran sambil menunggu waktu subuh masuk. Lagi-lagi, saya terhipnotis dengan kondisi demikian. Nikmat, nyaman, dan menyejukkan hati.

Adzan dikumandangkan, dan sholat subuh segera ditunaikan secara berjamaah. Setelah sholat subuh, diisi kajian motivasi subuh. Jujur saya sebenarnya pengen sekali untuk mendengarkannya, tapi nampakknya godaan syetan sangat kuat menyebabkan saya tidur dalam posisi duduk. Namun, kajian motivasi subuh tersebut sesekali aku perhatikan, hehe. Astaghfirullah..

Souvenir gratis, Kalender 2017 spesial 212

Jarum jam menunjukkan pukul lima, kajian subuh telah usai. Acara selanjutnya adalah pengenalan panahan. Namun karena saya lapar, tadi malam belum makan dan sorenya hanya makan mie instan (biasalah anak kos), maka saya pun segera memesan ojek online untuk pulang,

Innalillahi..
sesampainya di gang menuju kos, ada bendera kematian. Ada salah satu orang dekat dengan kos ku yang meninggal. Rasanya merinding, dan semakin tambah iman. Sadar bahwa semua manusia pastinya akan meninggalkan, saya pun percaya itu.

Inilah tulisan sederhana dari pemuda akhir zaman, semoga bisa diambil hikmah dan manfaatnya. dan mohon maaf apabila sulit dipahami, karena jujur saya sulit untuk mengungkapkan semua yang aku rasakan melalui tulisan.

Sungguh pengalaman yang begitu berharga, insyaAllah akan hadir pengalaman-pengalamanku lainnya yang akan kubagikan lewat blog ini.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakkatuh

01/01/2017

Setidaknya tulisan ini ada tetap ada, meskipun nantinya sang penulis telah tiada.
Semoga menjadi amal jariyah :)…

Tulisan lainnya :
error: Mohon maaf, copy paste tidak diperkenankan !!