sumber data: gajimu.com |
Namun kalian patut meneladani beberapa desainer Indonesia yang sudah kaya raya dan mendunia. Mereka tidak harus terlahir dari keluarga yang melek desain atau berkemampuan. Mereka berhasil membuktikan bahwa dengan desain grafis mereka bisa meraup penghasilan yang menggiurkan, hingga memiliki perusahaan beromzet milyaran. Berikut 7 orang yang telah sukses berkecimpung dalam dunia desain grafis:
Yolanda Santosa atau yang akrab disapa “Yo” ini merupakan desainer grafis luar biasa kelahiran Jakarta tahun 1978. Karyanya telah banyak menelurkan prestasi membanggakan. Ia pernah menjadi nominasi Emmy Award selama tiga tahun berturut-turut dengan karya desainnya untuk Desperate Housewives (2005), Ugly Betty (2006), dan Zack Snyder’s 300 (2007). Penghargaan lainnya yang didapat adalah Graphic Design USA 2006 untuk kecermelangannya di Komunikasi dan Desain Grafis, Webby Awards Honoree 2006. Yolanda juga terlibat dalam proyek ternama lainnya seperti Hulk (2003) dan Herbie Fully Loaded (2005). Proyek yang paling dibanggakan dan berkesan baginya adalah desain untuk Desperate Housewives.
Selain kreatif, Yo ini juga punya jiwa wirausaha yang kuat. Yo mendirikan Ferroconcrete, perusahaan desain dan branding berpusat di Los Angeles, Amerika Serikat. Yang mana perusahaan itu mengarahkan branding Pinkberry yang awalanya memiliki satu outlet menjadi ratusan di seluruh dunia. Yo juga menjabat sebagai salah satu pendiri dan Creative Director di usaha kue kecil modern früute, produsen parfum Commodity, dan sebuah publikasi LA Downtowner.
Jebolan Desain Komunikasi Visual ITB ini telah menggarap beberapa project besar. Seperti Stasiun televisi ABC, CNN, Paramount Pictures, Pinkberry, Sci Fi Channel, Showtime, Sony, Universal Pictures, Walt Disney Pictures, Warner Bros Pictures, dan 20th Century Fox. Lucia C Dambies atau yang kerap disapa dengan panggilan Loucee tak kalah berkilap dalam bidang desain grafis. Hal ini tidak lepas dari masa kecilnya yang punya cita-cita menjadi seorang desainer grafis.
Meskipun bekerja paruh waktu, ia juga menyandang predikat cumlauder. Loucee mengambil master di Program Studi Visual Communication Designdi Pratt Institute, New York City, ini pernah meraih penghargaan Circle Award for Academic Outstanding Achievement dari Pratt Institute. Melepas masa lajangnya dengan menikah bersama peneliti kimia berkebangsaan Prancis, dan kini menetap di Newcastle Upon Tyne, Inggris.Di kota ini dia bekerja sebagai head designer di WhartonBradley Mack, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang internet marketing specialist.
Henricus namanya begitu tersohor karena memang menjadi salah satu desainer grafis terbaik Indonesia. Henricus Kusbiantoro, begitulah nama lengkapnya. Namanya begitu kental dengan Landor, perusahaan pioner dan terkemuda sebagai konsultan merek dan logo di San Fansisco, Amerika Serikan. Lulusan ITB ini telah menghasilkan banyak logo kelas dunia. Siapa sangka yang dulunya senang menggambar ilustrasi pewayangan ini melanjutkan studinya di Pratt Institute, Brooklyn, New York dan lulus tahun 2000 dengan predikat highest achievent. Selanjutnya, dia memilih bergabung dengan Wolff Olins, konsultan merek inovatif dan kontroversial asal Inggris dan langsung terlibat dalam revitalisasi menyeluruh merek General Electric (GE) pada 2004.
Melissa Sunjaya menjadi kebanggaan Indonesia ketika telah sukses berkiprah di beberapa studio desain grafis terkemuka di California sekaliber CMg Design Inc. Wanita kelahiran Jakarta, 1974 lulusan desain grafis di Universitas Trisakti, kemudian melanjutkan studi di Art Center di Swiss dan California. Tangan dinginnya telah berhasil merayu berbagai proyek branding korporasi seperti Fox Twentieth Century, 29Palms, GeanGardner Photography, dan Mark Hanauer Photography.
Pernah melihat mainan action figure GI Joe dari perusahaan mainan internasional Hasbro? Yap, Christiawan Lie adalah salah satu desainer kemasan dari action figure terkenal ini. Pria kelahiran Bandung, 5 September 1974, mendirikan Caravan Studio yang sudah malang melintang dalam dunia desain mainan, komik, ilustrasi, dan concept art. Klien-klien Caravan Studio kebanyakan berasal dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Publik internasional telah mempercayainya tim Caravan berkat determinasi dan standarisasi karya mereka yang tinggi. Dia telah membuktikan bahwa menjadi desain grafis bisa hidup layak, tidak seperti dulu ketika di Bandung. Ia pun berharap komikus dapat hidup sejahtera tanpa harus nyambi. Ia juga menyarankan pada desainer pemula agar tidak malu mempublikasikan karyanya.
Kalau yang satu ini sudah tidak asing lagi nongol di Televisi. Marsha Chikita atau dipanggil Kiki pernah merasakan magang di Las’ Copaque Production yang notabene rumah produksi film Upin-Ipin. Menariknya, hanya Kiki orang Indonesia yang dipercaya bekerja disana. Yang awalnya hanya magang, berkat karyanya yang dinilai baik akhirnya tahun 2010 diangkat menjadi karyawan disana. Tak lupa dengan tanah airnya, akhirnya 2012 merupakan tahun dimana Kiki pulang ke Indonesia. Ia membawa oleh-oleh berupa ide segar dunia animasi Indonesia. Monso House adalah perusahaan animasi independen yang dibuat bersama lima orang rekannya. Salah satu proyek besar yang akan digarap dalam waktu dekat ini adalah film animasi yang berjudul Goceks, mengisahkan anak-anak kecil yang bermain bola di jalanan. Melalui film animasi buatannya ini, Kiki ingin menyampaikan pesan moral untuk anak-anak dan berharap bisa membangkitkan kembali dunia animasi Indonesia.
Refrensi:
http://www.gajimu.com
https://www.goodnewsfromindonesia.id/
http://idesainesia.com
https://www.wadezig.com
*) Artikel ini diikutkan Lomba Blog DUMET School 2017 edisi Bulan Mei