Lentera memang tidak seperti lampu yang menyala terang dengan hanya menekan tombol. Butuh minyak, sumbu dan api agar bisa memberi cahaya pada orang lain. Seperti Tutus Setiawan yang mampu menerangi orang lain di tengah keterbatasan penglihatan yang dimiliki. Maka motivasi dalam diri yang menjadi sumbu agar lentera dapat memancarkan cahaya inspirasi, ada api berasal dari kobaran semangat memperjuangkan hak tunanetra, sedang Astra ibarat minyak yang menjadi bahan bakar agar cahaya lentera tidak padam.
Berbagi cerita untuk menginspirasi (Dok. Pribadi) |
Infografis |
“Dulu masih banyak yang meragukan apa lembaga ini bisa eksis, namun ternyata sekarang berhasil ya,” jelasnya dengan bangga. “Kegiatan yang kami lakukan selalu booming Mas, kami juga punya jaringan di AJI (Aliansi Jurnalis Independen),” imbuhnya.
“Kalau ada yang mendaftar di sekolah inklusi tapi tidak diterima, maka bisa melapor ke kami. Kami akan menghubungi guru dan kepala sekolah secara langsung. Kalau perlu akan kami adukan ke KPP (Komisi Pelayanan Publik),” ungkapnya dengan nada kesal.
Alfian Andhika salah satu bimbingan Pak Tutus yang berprestasi (Sumber foto: Alfian Andhika Yudhistira/Facebook) |
“Astra hadir memberikan support dan sebagai orang tua asuh bagi kami,” katanya. “Saat mendapatkan penghargaan itu, kami mendapat uang 55 juta rupiah. Uang tersebut kami gunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti workshop, outbound dan membeli satu laptop,” imbuhnya sambil menunjukkan laptop.
Pak Tutus sedang mencoba laptop bicara (Dok. Pribadi) |
Beberapa fasilitas yang terdapat di Lembaga Pemberdayaan Tuannetra (Dok. Pribadi) |
Penghargaan dari Walikota Surabaya dan SATU Indonesia Awards 2015 (Dok. Pribadi) |
Rupa koleksi perpustakaan audio (Dok. Pribadi) |
Dia menceritakan, beberapa kali diundang untuk hadir dan mengikuti event yang digelar oleh Astra. Seperti pada 23 Juli 2017 dalam gelaran Astra 60 Surabaya, maka Pak Tutus hadir di Kampung Berseri Astra (KBA Keputih) untuk memberikan pelatihan menulis huruf braille sekaligus menunjukkan eksistensi adanya lembaga yang dibina oleh Astra yang berfokus pada pendidikan bagi tunanetra.
Pak Tutus saat di Kampung Berseri Astra Keputih Surabaya (Sumber foto: Lucky Caesar Direstiyani/Facebok) |
Perjuangan belum berakhir (Dok. Pribadi) |